View project Read more

Allah memerintahkan kita untuk memakan makanan yang halal (boleh) dan thoyyib (baik), seperti firman Allah pada Surat Al-Maidah ayat 88 “dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thayib) dari apa yang telah dirizkikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu beriman kepada-Nya.”

Kenapa harus halal dan thoyyib?
Begini logikanya, makan ayam goreng itu halal ga? Halal. Thoyyib? Thoyyib
Lalu, makan rumput itu halal ga? Halal. Tapi apakah thoyyib? Tidak

Kita semua pasti sudah tau kriteria makanan yang halal, yang pasti
1.  Sesuai syariat Islam
2.  Tidak terbuat, mengandung dan terkontaminasi zat haram/najis
3.  Tidak memabukkan
Meskipun makanan itu halal tapi tidak thoyyib/baik, hendaknya tidak kita makan
Kriteria makanan yang baik itu diantaranya;
1.  Bersih
2.  Aman, yang tidak mengandung zat-zat yang membahayakan kesehatan kita
3.  Bermanfaat, misalnya mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral
4.  Berkualitas, tidak busuk atau basi sehingga warna, bau, dan rasanya berubah

Nah, mulai sekarang yuk lebih perhatian lagi soal halal dan thoyyibnya makanan yang akan kita santap
Jangan makan cuma karna memang lagi hitz, atau enak rasanya tapi belum jelas tentang halal dan thoyyibnya

0 komentar

Apa makanan yang belum bersertifikasi halal bisa dikatakan makanan haram?

Nyatanya ga gitu ya dear...
Contoh kecil, kedai kopi milik umat yang sering kita jumpai di sekitar masjid. Apakah lantas kita akan mencurigai bahwa kopi yang dibuatnya adalah haram hanya kerena tidak bersertifikasi lembaga halal?

Pernah ga mikir, padahal kita tinggal di negara yang mayoritas masyarakatnya muslim. Tapi kenapa sih kita masih sering tanya-tanya sama mba-mba/mas-mas penjaga disitu soal kehalalan produk yang akan kita beli? Bukankah SEHARUSNYA apapun yang masuk ke negeri yang mayoritas muslim sudah terjamin kehalalannya?

Yang seharusnya menjadi asas jaminan keamanan halal dan haram untuk kaum muslimin adalah tugas penguasa untuk meregulasi produk, restoran, usaha apapun yang masuk, muncul dan beredar di tengah mayoritas masyarakat muslim

Walaupun di beberapa swalayan sudah ada yang memisahkan antara makanan yang halal dan non haram, tapi bukankah jika negara memberlakukan sistem yang menjamin kehalalan segala produk akan lebih mudah?
Para produsen tak lagi perlu mengajukan sertifikasi halal kepada lembaga yang berwenang, yang diperlukan adalah sertifikasi produk haram, dengan maksud agar mudah dijauhi. Tentunya juga kita akan lebih mudah mengkonsumsi apa saja kecuali yang ada logo haramnya

Di sisi lain, ketaatan individu juga perlu di tingkatkan (pun ini tak lepas dari peran penguasa)
Yah, meskipun rasanya akan sedikit lebih sulit jika sistem ini dijalankan di era sekarang, tapi kita bisa ambil contoh dari kisah Khalifah Umar bin Khattab
dan gadis penjual susu. Seorang khalifah yang turun langsung untuk memastikan dan menjamin keadaan penduduknya, mengintip satu rumah yang terdengar suara berbisik-bisik, itulah si gadis penjual susu dan Ibunya. Tatkala sang Ibu menyuruhnya untuk berbuat curang dengan mencampurkan air ke dalam susu. Gadis itu dengan cepat menolaknya bukan karena takut diawasi oleh Khalifah melainkan karena pengawasan Allah, hingga ia enggan berbuat curang dengan mencampur susu jualannya dengan air

Kalau masalah kecil seperti takaran dan kemurnian produk begitu jujur dijaga, maka mustahil bila seorang mukmin yang senantiasa merasa diawasi Allah akan diam-diam menjual produk yang haram, kan?

Jadi, lebih mudah melaksanakan sistem pelebelan haram bukan? Karena akan lebih memudahkan kaum muslimin untuk mengkonsumsi apapun tanpa rasa was-was

0 komentar

Pernahkah mengoreksi diri,
Mengapa diri ini tak dapat mentaddaburi ayat-ayat-Nya?
Mengapa hati ini tak bergetar jua saat ayat-ayat-Nya di lantunkan?

Pernahkah mengingat-ingat, makanan apa saja yang telah masuk ke dalam diri? Telah jelaskah kehalalannya?
Hingga ayat-ayat-Nya tak sedikitpun menggetarkan hati kita

Padahal, Allah telah mencirikan seseorang yang beriman yang hatinya peka terhadap Al-Qur'an
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka karenanya dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakkal.” (QS. Al-Anfal: 2)

Ya Allah, apakah ada zat haram yang masuk ke dalam diri sehingga diri ini tak termasuk dalam golongan hamba-Mu yang beriman?😭


0 komentar


Bagaimana bisa para pemuda muslim dipaksa mengenang kerajaan-kerajaan kecil yang berusia 500-1.000 tahun lalu?

Tapi dipaksa lupa untuk mengingat bahwa Khilafah barulah tumbang 94 tahun yang lalu, pemerintahan besar yang menjadi payung dan perisai bagi umat Islam di berbagai belahan dunia.

Dan sekarang bankir rentenir Yahudi Global telah kuasai seluruh negeri-negeri beserta benteng-benteng ilusi nya yang mengombang-ambingkan manusia.

Yang sebelumnya dihinakan oleh sang khilafah, benteng penjaga keadilan bagi manusia.. .kini dipuja sebagai juru selamat.

Yang dulu diwaspadai sebagai penebar tipu daya, kini dianggap sebagai penolong yang terpercaya.

La haula wa laa quwwata illa billah.

Allah Rabb ku Maha Perkasa.
Maha Menjaga Hamba-Hamba Nya.

Allah Rabb ku Maha Perkasa.
Maha Membalas Makar & tipu daya.

Semoga Allah senantiasa jaga & lindungi dari makar musuh-musuh Nya.

Setan dalam wujud jin, dan terutama dari gangguan setan-setan dalam wujud manusia.

Aamiin ya Qahaar..ya Mujibas saa'ilin.
.

Sikap Khilafah (Khalifah Abdul Hamid II) terhadap Utusan Zionis Yahudi, Theodore Herzl yang meminta sepetak tanah di Palestina.

0 komentar

Berdasarkan sumber catatan sejarah dari Arab, Kerajaan Buddha Sriwijaya disebut dengan nama Sribuza. Pada tahun 955 M, Al Mas'udi, seorang musafir (eksplorer) sekaligus sejarawan Arab klasik menulis catatan tentang Sriwijaya.

Dalam catatan itu, digambarkan Sriwijaya adalah sebuah kerajaan besar yang kaya raya, dengan tentara yang sangat banyak. Hasil bumi Sriwijaya adalah kapur barus, kayu gaharu, cengkeh, kayu cendana, pala, kapulaga, gambir dan beberapa hasil bumi lainya.

Sriwijaya juga menjalin perdagangan dengan Khilafah Islam Bani Umayyah yang berkedudukan di Damaskus. Kemungkinan utusan Maharaja Sri Indrawarman yang mengantarkan surat kepada khalifah Umar bin Abdul-Aziz tahun 718.

Peristiwa ini membuktikan bahwa Sriwijaya telah menjalin hubungan diplomatik dengan dunia Islam. Meski demikian, menurut sejarawan, surat ini bukan berarti raja Sriwijaya telah memeluk agama Islam, melainkan hanya menunjukkan hasratnya untuk mengenal dan mempelajari berbagai hukum, budaya, dan adat-istiadat dari berbagai rekan perniagaan dan peradaban yang dikenal Sriwijaya saat itu.
.
Surat yang ditunjukan kepada Khalifah ‘Umar bin ‘Abd Aziz itu menunjukkan betapa hebatnya Maharaja dan kerajaannya. Nu’aim bin Hammad menulis: “Raja al-Hind (Kepulauan) mengirim sepucuk surat kepada ‘Umar bin ‘Abd al-‘Aziz, yang berbunyi sebagai berikut:
.
“Dari Raja Diraja (Malik al-Malik = Maharaja); yang adalah keturunan seribu raja; yang istrinya juga adalah anak cucu seribu raja; yang dalam kandang binatangnya terdapat seribu gajah; yang wilayahnya terdapat dua sungai yang mengairi pohon gaharu, bumbu-bumbu wewangian, pala dan kapur barus yang semerbak wewangiannya sampai menjangkau jarak 12 mil"
.
"Kepada Raja Arab (‘Umar bin 'Abdul-‘Aziz), yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Tuhan. Saya telah mengirimkan kepada Anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tetapi sekadar tanda persahabatan; dan saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang dapat mengajarkan Islam kepada saya, dan menjelaskan kepada saya tentang hukum-hukumnya"

0 komentar


Lahir sebagai negara baru, 1946, Republik Indonesia mengadopsi model yang sama dengan negara lain. Yakni ada bank sentral, dengan monopoli hak mencetak uang kertas, serta ngutang untuk membiayai hidupnya.  Para pendiri NKRI  menetapkan BNI 46 sebagai Bank Sentral,  memonopoli menerbitkan Oeang Repoeblik Indonesia (ORI), dengan janji tiap Rp 2 bernilai satu gram emas.
.
Bankir internasonal menolak BNI 46, sebagai bank negara NKRI. NKRI dipaksa berunding dengan dunia internasional. Setelah menyerah dalam Konferensi Meja Bundar (1949), sebagai syarat pengakuan atas RI, BNI 46 diganti bank swasta milik Belanda, De Javasche Bank, yang  mulai 1952 diubah jadi Bank Indonesia. ORI pun diganti UBI (Uang Bank Indonesia). Tidak ada yang tahu siapa pemegang saham De Javasche Bank yang telah jadi BI itu. Yang pasti saat ini  BI sebagai otoritas moneter,  tidak ada sangkut pautnya dengan Pemerintah RI lagi. Disisakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dibentuk kemudian untuk urusan teknis dan tetek bengek administrasi dan pengawasan lembaga jasa keuangan.
.
Begitu diakui (1949) rupiah dipatok Rp 3.8 per dolar AS. Saat ORI jadi UBI (1952) rupiah melorot ke Rp 11.4 per dolar. Sepanjang waktu rupiah terus melorot sampai Rp 45 (1959), sempat melesat ke Rp 0,25 (1965), berkat sanering (Rp 1000 menjadi Rp 1) oleh Presiden Soekarno.
.
Selama Orde Baru atas order IMF dan Bank Dunia rupiah berkali-kali didevaluasi. Pada 1970 jadi Rp 378, 1971 jadi Rp 415, 1978 merosot lagi 55%, jadi Rp 625; didevaluasi lagi September 1983, 45%, jadi Rp 970 per dolar AS. Pada 1986 bertengger di Rp 1.660/dolar AS.
.
Masuk akal gak sih, para pemimpin memiskinkan rakyatnya sendiri, dengan sengaja? Tapi itu berkali-kali terjadi. Karena harus nuruti ndoro-ndoro bankir internasional, penguasa yang sesungguhnya.

Dari waktu ke waktu  rupiah terus terdepresiasi, mencapai Rp 2.200 per dolar AS sebelum ’Krismon’ 1997. Rupiah lalu ’terjun bebas’ pertengahan 1997, dan sejak itu terus terombang-ambing – lagi-lagi atas kemauan tuan IMF dan Bank Dunia – dalam sistem kurs mengambang dengan titik terendah Rp 16.000, awal 1998. Saat ini mendekati Rp 14.300. .
Selematkan dengan dinar & dirham.

0 komentar

Kita tidak berhenti menjelaskan kebenaran, walaupun kebanyakan orang tidak menerimanya.
(Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan).
.
Dari Abu Dzarr رضي الله تعالىٰ عنه berkata,
"Kekasihku (Rasulullah ﷺ) berwasiat kepadaku untuk melakukan beberapa amalan mulia, beliau ﷺ mewasiati aku untuk tidak takut menghadapi celaan orang yang suka mencela dalam melakukan segala sesuatu karena Allah سبحانه و تعالىٰ , dan beliau ﷺ mewasiati aku agar selalu berkata benar sekalipun pahit."
(Shahiih, HR. Ibnu Hibbaan, no. 2041).

0 komentar

Berdo'a dan mintalah ini kepada Allah تبارك و‏تعالىٰ.
.
Ingatlah bahwasanya tugas kita hanyalah menyampaikan al-haq (kebenaran) bukan memaksa apalagi meminta orang lain meyakini apa yang kita yakini saat itu juga, sebab hidayah dan taufiq berada di antara dua jari-jemari Allah سبحانه و تعالىٰ. Dia membolak-balikkan hati-hati hamba-Nya sesuai dengan apa yang Dia kehendaki.
.
Dari Ummu Salamah رضي الله تعالىٰ عنها, ia berkata,
Rasulullah ﷺ berdo'a :
"Yaa muqallibal qulub tsabbit qalbi 'alaa diinik.
.
Artinya :
Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu."
.
Ummu Salamah رضي الله تعالىٰ عنها, pernah menanyakan kepada Rasulullah Muhammad ﷺ, kenapa do'a tersebut sering beliau ﷺ baca.
Kemudian Nabi ﷺ seraya menjawab,
"Wahai Ummu Salamah, sesungguhnya hati-hati manusia berada di antara jari-jemari Allah سبحانه و تعالىٰ. Siapa saja yang Allah kehendaki, maka Allah akan memberikan keteguhan dalam iman. Namun siapa saja yang dikehendaki, Allah pun bisa menyesatkannya."
(Shahiih, HR. At-Tirmidzi, no. 3522)
.
Dalam riwayat lain disebutkan,
"Sesungguhnya hati berada di tangan Allah سبحانه و تعالىٰ, Allah yang membolak-balikkannya."
(Shahiih, HR. Ahmad, III/257)
.
Jika Rasulullah Muhammad ﷺ saja tidak dapat memberikan petunjuk dan hidayah kepada orang yang beliau ﷺ cintai apalagi kita.
.
Allah سبحانه و تعالىٰ berfirman :
"Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk."
(QS. Al-Qashash [28] : 56)
.
Cara terbaik adalah menyampaikan al-haq dengan hikmah, jika ditolak maka terus sampaikan dan do'akan kebaikan atasnya.

0 komentar

Alasannya Hanya Tradisi
.
Ada yang mengamalkan suatu ibadah yang tidak ada tuntunan, alasannya, “Ini kan sudah jadi tradisi yang turun temurun.”
.
Alasan seperti ini dikemukakan pula oleh orang musyrik dahulu di masa silam. Mereka beralasan dengan tradisi, sama dengan orang-orang saat ini.
.
Inilah alasan orang musyrik,
“Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka” (QS. Az Zukhruf: 22).
.
Sama halnya juga dengan penyembah berhala di masa Nabi Ibrahim. Ketika Ibrahim bertanya pada ayah dan kaumnya,
.
“(Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?” (QS. Al Anbiya’: 52).
.
Kaumnya malah menjawab,
“Mereka menjawab: “Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya.” (QS. Al Anbiya’: 53).
.
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dalam kitabnya Masail Jahiliyyah berkata, “Sifat orang jahiliyyah adalah biasa berdalil dengan tradisi nenek moyangnya dahulu. Sebagaimana kata Fir’aun,
“Berkata Fir’aun: “Maka bagaimanakah keadaan umat-umat yang dahulu?” (QS. Thaha: 51).
.
Begitu pula kata kaum Nuh,
“Belum pernah kami mendengar ajaran seperti ini pada masa nenek moyang kami yang dahulu” (QS. Al Mukminun: 24).”
.
Kaum Quraisy pun beralasan seperti itu.
“Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir; ini (mengesakan Allah), tidak lain hanyalah (dusta) yang diada-adakan” (QS. Shaad: 7)
.
Jadi semuanya beralasan ketika dituntut mengikuti ajaran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, alasan mereka adalah bagaimana dengan ajaran nenek moyang yang sudah mentradisi. Itu saja alasannya. Padahal watak seperti ini hanya mengekor beo dari ajarannya orang musyrik dan jahiliyyah. Berdalil adalah dengan mengemukakan dalil Al Quran dan As Sunnah, bukan beralasan ini sudah jadi tradisi semata.
.
Beda halnya kalau yang jadi ajaran adalah nenek moyang yang sholeh. Seperti yang dialamai Nabi Yusuf ‘alaihis salam,
“Dan aku pengikut agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak dan Ya’qub. Tiadalah patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah.” (QS. Yusuf: 38).

0 komentar

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:
.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “إِنَّ الدِّينَ يُسْر، وَلَنْ يَشادَّ الدينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ، فسَدِّدوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا، وَاسْتَعِينُوا بالغُدْوة وَالرَّوْحَةِ، وَشَيْءٍ مِنَ الدُّلَجة” (رواه البخاريُّ وَفِي لَفْظٍ لِلْبُخَارِيِّ “وَالْقَصْدَ الْقَصْدَ تَبْلُغُوْا”)
.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya agama (Islam) mudah, tidak ada seorang pun yang hendak menyusahkan agama (Islam) kecuali ia akan kalah. Maka bersikap luruslah, mendekatlah, berbahagialah dan manfaatkanlah waktu pagi, sore dan ketika sebagian malam tiba” (HR. Bukhari, dan pada sebuah lafaz Bukhari disebutkan, “Sederhanalah, sederhanalah niscaya kalian akan sampai“)
.
Seluruh ajaran Islam mudah, baik akidah maupun amalan.
.
Kesulitan mendatangkan kemudahan.
.
Jika kita tidak dapat mengejar semua, maka jangan tinggalkan sebagian besarnya.
.
Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan, maka kerjakanlah sesuai kemampuan kita.
.
Memberikan semangat orang-orang yang beramal serta memberikan kabar gembira kepada mereka dengan kebaikan dan pahala yang akan diperoleh dari mengerjakan suatu amalan.
.
Jalan yang perlu dilalui dalam mengadakan perjalanan menuju Allah Subhaanhu wa Ta’ala.
.
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.

0 komentar

Tidaklah terhina seorang suami membantu pekerjaan rumah tangga :
.
- Mencuci baju dan piring
- Menyapu dan mengepel lantai
- Membersihkan rumah
.
Bohong jika katanya membuat istri ngelunjak/besar kepala, malah akan semakin menambah sayang dan cintanya...
.
Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  juga tidak segan membantu istrinya...
.
Mari kita simak riwayat dibawah ini...
.
Dari Al-Aswad dia berkata, saya bertanya kepada Aisyah, “Apakah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ikut membantu pekerjaan rumah isterinya?”
.
Aisyah menjawab; “Beliau suka membantu pekerjaan rumah isterinya, apabila tiba waktu shalat, maka beliau beranjak untuk melaksanakan shalat.”
.
(HR Bukhari 5579)
.
.
Semoga manfaat

0 komentar

Dari Abu Umamah al-Bahili رضي الله تعالىٰ عنه, ia berkata,

Rasulullah ﷺ bersabda,
"Sesungguhnya Allah تبارك و‏تعالىٰ, para malaikat-Nya serta semua penduduk langit dan bumi, bahkan semut yang ada di dalam sarangnya, sampai ikan yang ada di dalam air bershalawat (mendo'akan dan memintakan ampun) untuk orang yang mengerjakan kebaikan kepada manusia."
(Shahiih, HR. At-Tirmidzi, no. 2685, Shahiih At-Targhiib wa Tarhiib, I/36, Shahiih Al-Jaami', no. 1883)
.
Dari Abu Mas'ud 'Uqbah bin 'Amir al-Anshari رضي الله تعالىٰ عنه, ia berkata,
Rasulullah ﷺ bersabda,
"Barangsiapa menunjukkan kepada kebaikan (petunjuk), maka baginya pahala seperti orang yang mengerjakannya."
(Shahiih, HR. Muslim, no. 1893)
.
Nasihat dari seorang 'ulamaa besar bagi yang menganggap orang yang menyebarkan kebaikan berupa nasihat dijalan Allah سبحانه و تعالىٰ dianggap sok ngustadz.
.
Al-Imam Hasan Al Bashri رحمه الله تعالىٰ berkata,
"Wahai manusia, sesungguhnya aku tengah menasihati kalian, dan bukan berarti aku orang yang terbaik di antara kalian, bukan pula orang yang paling shalih di antara kalian. Sungguh, akupun telah banyak melampaui batas terhadap diriku. Aku tidak sanggup mengekangnya dengan sempurna, tidak pula membawanya sesuai dengan kewajiban dalam menaati Rabb. Andaikata seorang muslim tidak memberi nasihat kepada saudaranya kecuali setelah dirinya menjadi orang yang sempurna (tidak pernah berbuat dosa dan maksiat), niscaya tidak akan ada para pemberi nasihat."
(Mawai'zh lilImam, Al-Hasan Al-Bashri, hal. 185)
.
Semoga Allah تبارك و‏تعالىٰ memberikan hidayah dan taufiq.

0 komentar

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua buah kalimat yang ringan di lisan namun berat di dalam timbangan, dan keduanya dicintai oleh ar-Rahman, yaitu ‘Subhanallahi wabihamdihi, subhanallahil ‘azhim’.” (HR. Bukhari [7573] dan Muslim [2694])
.
Syaikh al-Utsaimin rahimahullah menerangkan, “Kedua kalimat ini merupakan penyebab kecintaan Allah kepada seorang hamba.” Beliau juga berpesan, “Wahai hamba Allah, sering-seringlah mengucapkan dua kalimat ini. Ucapkanlah keduanya secara kontinyu, karena kedua kalimat ini berat di dalam timbangan (amal) dan dicintai oleh ar-Rahman, sedangkan keduanya sama sekali tidak merugikanmu sedikitpun sementara keduanya sangat ringan diucapkan oleh lisan, ‘Subhanallahi wabihamdih, subhanallahil ‘azhim’. Maka sudah semestinya setiap insan mengucapkan dzikir itu dan memperbanyaknya.” (Syarh Riyadh as-Shalihin, 3/446).
.
Di dalam hadits ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut Allah dengan nama-Nya ar-Rahman –Yang Maha pemurah-. Hikmahnya adalah –wallahu a’lam– karena untuk menunjukkan keluasan kasih sayang Allah ta’ala. Sebagai contohnya, di dalam hadits ini diberitakan bahwa Allah berkenan memberikan balasan pahala yang banyak walaupun amal yang dilakukan hanya sedikit (lihat Taudhih al-Ahkam, 4/883)

0 komentar

Dikasih Tahu.. Malah Ngeyel.. Malah Nantang Debat.. Terus, Harus Gimana ??
.
Bagaimana Cara Menyampaikan Nasehat Terhadap Orang-Orang Yang “Ngeyel” Melakukan Kebid’ahan atau kesyirikan ??
.
Al Jawaab :

Sampaikanlah dengan jelas dan dengan penuh hikmah.. Jika mampu dan memungkinkan : Maka ajak juga untuk dialog dan bertukar pikiran.. Semoga Allah menghilangkan segala syubhat serta membukakan pintu hati dan pikirannya lewat penjelasan - penjelasan kita..
.
Namun.. Jika ini (dialog) justru malah memberikan madhorot yang besar, yaitu jika hanya berujung debat dan saling bantah.. Apalagi jika tanpa dasar pondasi ilmu, menang-menangan dan hanya ingin menuruti hawa nafsu (debat kusir), apalagi kalo yang dinasehati sudah mulai berkata kasar.. Maka dialog tsb tidak perlu..
.
Cukup berikan nasehat seperlunya, tinggalkanlah jika sudah berujung kepada debat tanpa dasar pondasi ilmu dan hanya memperturutkan hawa nafsu.. Dan selalu tunjukkanlah akhlaq yang baik..
.
Berikanlah nasehat lain kali jika kondisi sudah tidak memperturutkan hawa nafsu lagi..
.
Doakanlah dia semoga selalu dibimbing dan dirahmati Allah Ta'ala.. Dan do’akan juga diri kita sendiri agar bisa memberikan penjelasan dan memahamkan ilmu kepadanya..
.
Nabi Musa ‘Alaihis salaam juga berdo’a sebelum berdialog dan menerangkan al-Haq kepada fir’aun laknatullooh ‘alaihi..
.
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik". [QS An-Nahl :125]
.
Imam Asy-Syafi’i rohimahulloh pernah berkata :
.
"Aku mampu berhujjah dengan 10 orang yang berilmu, tetapi aku pasti kalah dengan seorang yang jahil, karena orang yang jahil itu tidak pernah faham landasan ilmu."
.
Do’a Nabi Musa ‘Alaihis Salaam : "Wahai Robb-ku, lapangkanlah bagiku dadaku, mudahkanlah bagiku urusanku, dan lepaskanlah simpulan/kekakuan dari lisanku, Supaya mereka bisa memahami perkataanku (Penjelasanku)" (QS. Taha:25-28)
.
Wallahu A'lam Bish showaab..
.
Semoga Allah memberi hidayah pada kita semua.. Aamiin

0 komentar

Pentingnya mengajarkan Akidah & Tauhid kepada Anak sejak dini.

Bukan mengajarkanya ngalap berkah dikuburan / Makam yang dianggap Wali.
.
Saat anak mampu berbicara, kenalkanlah pada kalimat tauhid La Ilaaha Illallah, Muhammad Rasulullah, ajari cara mengucapkannya dengan talqin yaitu dengan cara orang tua mengucapkan kalimat tauhid lalu anak menirukannya. Biasakan anak mendengar kalimat thayyibah ( La ilaaha illallah). Dengan sering memperdengarkan kalimat tersebut diharap memudahkan anak untuk menirukannya.
.
Ajari juga anak mengenal Allah Ta’ala, seperti mengajari bahwa Allah Ta’ala berada diatas langit, Allah Maha Melihat, Allah Maha Mendengar apa saja yang dibicarakan manusia. Dengan ilmu Allah, Dia senantiasa mengawasi makhluk-Nya. Demikian dijelaskan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam Tuhfatul wadud bi Ahkamil Maulud.
.
Dalam hadits Mu’awiyyah bin Hakam As-Sulaimi radhiyallahu ‘anhu, melalui metode dialog, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengajari seorang budak anak wanita berkenaan tentang tauhid. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada anak wanita tersebut, “Dimana Allah?”. Anak wanita itu pun menjawab “Allah di atas langit”. Kemudian beliau bertanya lagi, “Siapa saya?” Jawab gadis belia, “Engkau Rasulullah (utusan Allah).” Kemudian Rasulullah memerintahkan agar anak wanita itu dibebaskan dari status budaknya, “Dia seorang mukminah”(HR: Abu Daud No.930) di shahihkan Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah).
.
Begitulah metode belajar yang di contohkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, ringan, mengalir dan tidak terkesan kaku. Metode demikian akan mampu menggugah rasa keingin tahuan anak yang lebih luas dan dalam. Anak dibawa untuk berfikir secara ramah dan tidak terkesan memaksa.
.
Mengajari tauhid merupakan metode para Nabi dan Rasul Allah. Para Nabi dan Rasul Allah menyampaikan kepada ummat tentang tauhid. Bahkan, menyampaikan masalah tauhid adalah perkara yang pertama dan utama, karena dengan memahami dan meyakini perkara tauhid akan menjauhkan diri dari kesyirikan.

Nabi Hud yang diutus kepada kaum ‘Ad, Nabi Shalih yang diutus kepada kaum Tsamud, dan Nabi Syu’aib yang diutus kepada penduduk Madyan, mereka semua para Nabi menyampaikan pesan dakwah tauhid,
.
أُعْبُدُ اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلآهٍ غَيْرُهُ
.
“Sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada ilah (sesembahan) bagimu (yang berhak diibadahi) selain-Nya.”(Al-A’raf: 65, 78, 85).
.
Demikian sunnah para nabi dan rasul, bersemangat dalam menyampaikan dakwah tauhid. Tentu saja, anak yang merupakan buah hati jangan sampai terlupakan untuk diajari tentang tauhid. Tanamkan iman didalam dadanya, semoga sang anak tumbuh menjadi insan yang shalih serta senantiasa mentauhidkan Rabb-nya. Amiin…
.
Wallahu A’lam.

0 komentar

Bismillahirrohmanirrohiim,
Dari ‘Aisyah rodhiyallahu anhuma, dia berkata, “Aku mencari Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam yang tadi bersamaku di ranjang. Lalu aku mendapatkannya sedang sujud sambil menggabungkan (merapatkan) kedua tumitnya dan menghadapkan jari-jemarinya ke kiblat.”
(Shohih : Shifatush Sholaah hal. 126, Shohiih Ibni Khuzaimah I/328 no. 654, dan Al Baihaqi II/116)
.
“Beliau merapatkan kedua tumitnya (ketika sujud).” (HR. At Thohawi dan Ibnu Khuzaimah dan dishohihkan Al Albani)
.
Dalam riwayat lain, Aisyah mengatakan :
فَقَدْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَكَانَ مَعِي عَلَى فِرَاشِي فَوَجَدْتُهُ سَاجِدًا رَاصَّا عَقِبَيهِ مُسْتَقْبِلًا بِأَطرَافِ أَصَابِعِهِ لِلقِبْلَة
“Aku kehilangan Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam yang sebelumnya bersamaku di tempat tidur. Lalu aku dapati beliau sedang sujud, merapatkan kedua tumitnnya, menghadapkan jari-jari kaki ke kiblat.” (HR. Ibnu Hibban 1933 dan dihasankan Syuaib Al Arnauth)
.
Hal ini dijelaskan melalui apa yang terjadi pada ‘Aisyah رضي الله عنها, sebagaimana diriwayatkan oleh Al Imaam Muslim dalam Shohiih-nya no: 486, dimana ketika beliau رضي الله عنها terbangun di malam hari lalu mencari Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم (dalam keadaan gelap), maka ‘Aisyah رضي الله عنها berkata :  فَوَقَعَتْ يَدِى عَلَى بَطْنِ قَدَمَيْهِ وَهُوَ فِى الْمَسْجِدِ وَهُمَا مَنْصُوبَتَانِ

Artinya :
“Maka tanganku tiba-tiba menyentuh pada kedua telapak kaki Rosulullah صلى الله عليه وسلم. Beliau صلى الله عليه وسلم sedang di masjid, dan kedua telapak kaki beliau صلى الله عليه وسلمitu tegak berdiri (dalam keadaan rapat).”
.
Hal serupa dikuatkan oleh riwayat lain sebagaimana diriwayatkan oleh Al Imam Hakim dalam Kitab Al Mustadrok no : 832, dimana beliau mengatakan : “Hadits ini Shohiih memenuhi syarat Shohiih Imam Bukhori dan Muslim, tetapi keduanya tidak mengeluarkannya dengan redaksi ini : dan saya tidak tahu seorangpun yang menyebutkan penggabungan kedua tumit dalam sujud, selain dalam Hadits ini.”
.
Juga Hadits ini diriwayatkan oleh Al Imam Ibnu Khuzaimah dalam Shohiih-nya no : 654, dan Syaikh Al A’dzomy mengatakan Sanadnya Shohiih.

0 komentar


Ada beberapa adab majelis ilmu yang mungkin sudah kita lupakan dan lalaikan, yaitu berusaha mencatat ilmu tersebut.
.
Seringnya kita datang ke majelis ilmu dengan niat yang kurang ikhlas,
datang ke majelis ilmu hanya sekedar mendengarkan sambil santai-santai, itupun tidak serius,
ada yang sambil bermain HP,
ada yang sambil bersandar di posisi paling belakang dan adab yang tidak selayaknya ada di majelis ilmu yang mulia serta di doakan oleh para malaikat.
.
Bahkan ada yang niatnya kurang baik yaitu majelis ilmu dengan tujuan utama ngumpul-ngumpul, kopdar, ingin ketemu ustadznya atau tujuannya berdagang saja.
.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam,
.
قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابِ
.
“Ikatlah ilmu dengan dengan menulisnya”
.
Imam Asy Syafi’i berkata,

Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya
Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat
.
Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang
Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja.
.
Ikat juga ilmu dengan amal
.
Di zaman sekarang di mana sarana tulis-menulis dan kemudahan copy-paste serta sarana sosial media internet, maka mencatat dan menyalin cukup mudah, karenanya ada ungkapan,
.
قيد العلم بالعمل
.
“ikatlah ilmu dengan mengamalkannya”
.
Ilmu lebih layak diikat dengan amal karena ilmu yang telah diikat dikitab-kitab telah banyak dilupakan. Apalagi di zaman ini kita sangat butuh terhadap amal, contoh akhlak mulia bagi masyarakat.

0 komentar


Al-‘Allamah Ahmad An-Najmi rahimahulloh berkata:
“Seorang laki-laki tidak akan sempurna keadaannya, dan tidak pula kehidupannya menjadi lebih baik, kecuali dengan keberadaan seorang istri salehah. Demikian pula sebaliknya, seorang perempuan tidak akan tenang dan baik hidupnya, melainkan dengan keberadaan seorang suami yang saleh.”
[Ta’siis Al-Ahkam, 4/172]
.
قال العلامة أحمد النجمي -رحمه الله- :
.
■ (( فالرجل لا يتم حاله ولا تطيب له الحياة إلا بالزوجة الصالحة ؛ والمرأة لا تطمئن ولا تطيب لها الحياة إلا بالزوج الصالح ))
.
[[ تأسيس الأحكام (172/4) ]].

0 komentar

Semoga bisa memanfaatkan internet untuk belajar agama dengan cara bijak

Terlalu Banyak Menuntut Ilmu Agama Di Dunia Maya
.
Bukan berarti tidak boleh sama sekali lho
.
Jika memang ada fasilitas di dunia nyata, maka fokus dan lebih banyak belajar di dunia nyata
Karena terlalu banyak belajar agama di dunia maya ada kekurangannya:
.
1. Bisa jadi tidak mendapatkan ketenangan jiwa dan kebahagiaan hati

2. Tidak mendapat contoh langsung akhlak dan takwa dari ustadz/syaikh

3. Tidak dapat bertemu dengan orang-orang shalih dan berorientasi akhirat

4. Tidak punya guru kemungkinan salah pahamnya lebih banyak

5. Belajar tidak sistematis, sehingga tidak "Jadi"

6. Berlama-lama di dunia maya bisa terjebak fitnah yang banyak.
.
kita patut mensyukuri adanya dunia maya, sehingga mereka yang agak susah mengakses ilmu dan menghadiri majelis ilmu bisa memperoleh ilmu agama terutama yang wajib dipelajari. Seperti tempat yang jarang ada majelis ilmu dan bagi wanita yang memang dianjurkan lebih banyak berdiam diri di rumah sesuai kodratnya.
.
Dampak sikap berlebihan ini yang kurang baik adalah DITINGGALKAN majelis ilmu di dunia nyata atau porsinya sangat sedikit. Padahal menuntut ilmu agama di dunia nyata dengan menghadiri majelis-majelis ilmu sangat banyak faidah dan manfaatnya dan tidak bisa dicapai melalui dunia maya. Dan hasilnya tentu jauh berbeda.
.
Berlama-lama di dunia maya bisa terjebak fitnah yang banyak
.
Bahaya tersebut bisa berupa fitnah wanita dan lawan jenis, membuang-buang waktu, chatting dan mengobrol yang kurang penting dengan berlebihan, curhat yang tidak penting dan mengadu kepada manusia, dakwah berlebihan di dunia maya SAMPAI LUPA DAKWAH DUNIA NYATA dengan orang-orang disekitar kita.

0 komentar

Sedekah tidaklah mungkin mengurangi harta … Yakinlah!
.
Dari Asma’ binti Abi Bakr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padaku,
.
لاَ تُوكِي فَيُوكى عَلَيْكِ
.
Janganlah engkau menyimpan harta (tanpa mensedekahkannya). Jika tidak, maka Allah akan menahan rizki untukmu.”
.
Dalam riwayat lain disebutkan,
.
أنفقي أَوِ انْفَحِي ، أَوْ انْضَحِي ، وَلاَ تُحصي فَيُحْصِي اللهُ عَلَيْكِ ، وَلاَ تُوعي فَيُوعي اللهُ عَلَيْكِ
.
Infaqkanlah hartamu. Janganlah engkau menghitung-hitungnya (menyimpan tanpa mau mensedekahkan). Jika tidak, maka Allah akan menghilangkan barokah rizki tersebut. Janganlah menghalangi anugerah Allah untukmu. Jika tidak, maka Allah akan menahan anugerah dan kemurahan untukmu.” (HR. Bukhari no. 1433 dan Muslim no. 1029, 88)
Hadits ini dibawakan oleh Yahya bin Syarf An Nawawi dalam Riyadhus Shalihin pada Bab “Kemuliaan, berderma dan berinfaq”, hadits no. 559 (60/16).
.
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah menerangkan hadits di atas dengan mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah mengucapkan sesuatu berdasarkan hawa nafsunya semata. Beliau bersabda,
Sedekah tidaklah mungkin mengurangi harta”. Kalau dilihat dari sisi jumlah, harta tersebut mungkin saja berkurang. Namun kalau kita lihat dari hakekat dan keberkahannya justru malah bertambah. Boleh jadi kita bersedekah dengan 10 riyal, lalu Allah beri ganti dengan 100 riyal.
.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
.
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
.
Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39)

0 komentar

[ AHLUSUNNAH WALJAMA’AH ]
.
Bismillah,
.
Yang mengaku dirinya sebagai Ahlusunnah Waljama’ah adalah.....
.
Mereka yang mencintai sunnah
Mereka yang beribadah sesuai sunnah
Mereka yang menghidupkan sunnah
Mereka yang memutuskan perkara menurut sunnah
Mereka yang menghukumi sesuatu menurut sunnah
.
SUNNAHnya siapa?.......
Tentunya sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.....
.
Dan yang mengaku sebagai Ahlusunnah Waljama’ah seharusnya...
.
Mati-matian membela sunnah
Selalu berdiri di depan untuk menegakkan sunnah
Selalu berbicara berdasarkan hadits Nabi
Disetiap dakwahnya tidak keluar dari hadits Nabi
Memberantas perbuatan syirik. khurofat dan bid’ah
.
Tetapi sayang dengan mereka yang mengaku Ahlusunnah Waljama’ah......
.
Karena apa yang kita lihat dihadapan kita.....
.
Mereka malah yang pertama sekali membantah jika ada orang yang berbicara dan berdakwah berdasarkan hadits nabi.
Mereka malah yang berdiri di depan membuat syubhat untuk membantah kebenaran hadits.
Mereka malah yang mengutak-atik makna sebuah hadits sehingga hadits menjadi saling bertentangan.
Mereka malah yang menjadi pelopor berdakwah tidak berdasarkan hadits nabi, tapi berdakwah malah dengan membuat fitnah2.
Mereka malah yang melegalkan adanya dakwah dengan membuat-buat kejelekan-2 terhadap ulama.
.
Ternyata mereka bukan pembela sunnah seperti yang Islam harapkan yang membela sunnah nabi dengan mati-matian
.
Ternyata mereka bukan yang memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan sunnah nabi
.
Semoga kedepannya mereka sadar dan faham apa sebenarnya makna ahlusunnah wal jama’ah yang berjalan di atas sunnah
.
Sehingga suatu saat nanti kita melihat ahlusunnah waljama’ah berdiri di depan untuk menegakkan dan membela sunnah dengan jiwa dan raga...
.
Bukan yang berdiri di depan untuk membela perbuatan syirik, khurofat dan bid’ah
.
Barakallahu fiikum
Aamiin....

0 komentar

TIDAK BERMANHAJ SEBAGAIMANA PARA SAHABAT BERAGAMA, MAKA TERSESATLAH MANUSIA
.
.
Dakwah Salaf adalah Dakwah Tauhid
.
Sesungguhnya istilah salaf atau dakwah salaf bukanlah istilah baru. Istilah ini sudah dikenal sejak masa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sebagaimana yang telah disinggung pada edisi perdana Risalah Dakwah ini. Yaitu ucapan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam kepada Fathimah:
.
فَاتَّقِى اللهَ وَاصْبِرِيْ فَإِنَّهُ نِعْمَ السَّلَفُ أَنَا لَكِ. (رواه مسلم، فضائل فاطمة 2/245حديث 98)
.
“Aku adalah sebaik-baik salaf (pendahulu) bagimu.” (HR. Muslim)
.
Para shahabatpun sering menggunakan istilah salaf untuk menyebutkan tentang mereka-mereka yang sudah mendahuluinya. Seperti ucapan Anas bin Malik -seorang shahabat yang paling akhir meninggal. Tatkala beliau melihat kerusakan-kerusakan kaum muslimin ketika itu, beliau berkata: “Kalau saja ada seseorang dari kalangan salaf yang pertama dibangkitkan hari ini, maka dia tidak akan mengenali Islam sekarang sedikitpun kecuali shalat ini”. (al-I’tisham, Imam asy-Syathibi, juz 1 hal 34)
.
Demikian pula para ulama sepeninggal beliau. Mereka pun sering menyebut istilah salaf untuk menerangkan bahwa jalan yang benar adalah jalan salaf, yakni jalannya para shahabat. Berkata Maimun bin Mahram meri-wayatkan dari ayahnya: “Kalau saja ada sese-orang dari kalangan salaf dibangkitkan di antara kalian niscaya dia tidak mengenali keislaman kecuali kiblat ini (al-I’tisham, Imam asy-Syathibi, Juz 1 hal 34).
.
Oleh karena itu istilah salaf dikenal oleh para ulama untuk menunjukkan generasi per-tama dan utama dari umat ini seperti yang pernah diucapkan oleh Imam Bukhari, Ibnu Hajar al-Atsqalani dan selainnya. Simaklah apa yang dinasehatkan oleh Abu Amr al-Auza’i: “Sabarkanlah dirimu di atas jalan sunnah. Berhentilah kamu di mana kaum itu berhenti. Ucapkanlah apa yang mereka ucap-kan. Tinggalkanlah apa yang telah mereka tinggalkan dan jalanilah jalan salafmu yang shalih.” .

Syukron wa jazakumullah khoiron

0 komentar

Sebagian kalangan mengemukakan alasan ketika suatu ibadah yang tidak ada dalilnya disanggah dengan celotehan, “Kan asalnya boleh kita beribadah, kenapa dilarang?” Sebenarnya orang yang mengemukakan semacam ini tidak paham akan kaedah yang digariskan oleh para ulama bahwa hukum asal suatu amalan ibadah adalah haram sampai adanya dalil. Berbeda dengan perkara duniawi (seperti HP, FB, IG, internet), maka hukum asalnya itu boleh sampai ada dalil yang mengharamkan. Jadi, kedua kaedah ini tidak boleh dicampuradukkan.

Sehingga bagi yang membuat suatu amalan tanpa tuntunan, bisa kita tanyakan, “Mana dalil yang memerintahkan?”
.
Ada kaedah fikih yang cukup ma’ruf di kalangan para ulama,
.
الأصل في العبادات التحريم
.
“Hukum asal ibadah adalah haram (sampai adanya dalil).”
.
Syaikh Sa’ad bin Nashir Asy Syatsri –semoga Allah menjaga dan memberkahi umur beliau- berkata, “(Dengan kaedah di atas) tidak boleh seseorang beribadah kepada Allah dengan suatu ibadah kecuali jika ada dalil dari syari’at yang menunjukkan ibadah tersebut diperintahkan. Sehingga tidak boleh bagi kita membuat-buat suatu ibadah baru dengan maksud beribadah pada Allah dengannya. Bisa jadi ibadah yang direka-reka itu murni baru atau sudah ada tetapi dibuatlah tata cara yang baru yang tidak dituntunkan dalam Islam, atau bisa jadi ibadah tersebut dikhususkan pada waktu dan tempat tertentu. Ini semua tidak dituntunkan dan diharamkan.” (Syarh Al Manzhumah As Sa’diyah fil Qowa’idil Fiqhiyyah, hal. 90).
.

0 komentar

Ikutilah kebenaran, bukan mengikuti orang.
.
Guru kami, Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizahullah (ulama senior di Kerajaan Saudi Arabia saat ini) berkata:
.
Jika mereka tidak berada di atas kebenaran, maka kami tidak mengikuti mereka, walau mereka itu manusia yang terbaik. (Syarh Al-Manzhumah Al-Haiah, hlm. 54)
.
Ibnu Mas’ud berkata, “Yang disebut jama’ah adalah jika mengikuti kebenaran, walau ia seorang diri.” (Dikeluarkan oleh Al Lalikai dalam Syarh I’tiqod Ahlis Sunnah wal Jama’ah 160 dan Ibnu ‘Asakir dalam Tarikh Dimasyq 2/ 322/ 13)
.
Sebagian salaf mengatakan, “Hendaklah engkau menempuh jalan kebenaran. Jangan engkau berkecil hati dengan sedikitnya orang yang mengikuti jalan kebenaran tersebut. Hati-hatilah dengan jalan kebatilan. Jangan engkau tertipu dengan banyaknya orang yang mengikuti yang kan binasa” (Madarijus Salikin, 1: 22)
.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
.
« ﻃُﻮﺑَﻰ ﻟِﻠْﻐُﺮَﺑَﺎﺀِ ‏» . ﻓَﻘِﻴﻞَ ﻣَﻦِ ﺍﻟْﻐُﺮَﺑَﺎﺀُ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻗَﺎﻝَ ‏« ﺃُﻧَﺎﺱٌ ﺻَﺎﻟِﺤُﻮﻥَ ﻓِﻰ ﺃُﻧَﺎﺱِ ﺳَﻮْﺀٍ ﻛَﺜِﻴﺮٍ ﻣَﻦْ ﻳَﻌْﺼِﻴﻬِﻢْ ﺃَﻛْﺜَﺮُ ﻣِﻤَّﻦْ ﻳُﻄِﻴﻌُﻬُﻢْ »
.
Beruntunglah orang-orang yang asing. “Lalu siapa orang yang asing wahai Rasulullah”, tanya sahabat. Jawab beliau, “Orang-orang yang sholih yang berada di tengah banyaknya orang-orang yang jelek, lalu orang yang mendurhakainya lebih banyak daripada yang mentaatinya” (HR. Ahmad 2: 177. Hadits ini hasan lighoirihi, kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth)
.
Walau terasa asing, namun begitu indahnya bisa berada di atas kebenaran yang dianut sebelumnya oleh Rasul dan para sahabat, yang jauh dari syirik dan bid’ah.
.
Semoga Allah selalu menunjuki kita jalan yang lurus

0 komentar


WASPADA FILM KARTUN MERUSAK TAUHID

Kartun yang Mengajarkan Kesyirikan dan Merusak Aqidah. Di dalam kartun itu digambarkan adanya makhluk hidup fiktif yang mereka istilahkan dengan monster/siluman/princess yang memiliki kekuatan gaib dan luar biasa.
Tentunya hal seperti ini akan merusak aqidah dan pola pikir anak-anak.

Hal seperti ini seakan-akan mau menyaingi mukjizat para nabi dan rasul, bahkan mau menyaingi Allah dalam sifat dan perbuatan-Nya.

Bukankah monster-monster itu digambarkan mampu melakukan perkara yang hanya mampu dilakukan oleh Allah?
Sungguh ini adalah kesyirikan dalam hal rububiyyah (perbuatan-perbuatan) Allah dan juga penentangan terhadap ketentuan Allah. Seakan-akan mereka mampu melakukan segala sesuatu yang mereka inginkan. Padahal perkara seperti ini hanya kembali kepada Allah.
.
Dialah yang Maha Kuasa dan menentukan segala yang Dia kehendaki. “ Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Ali Imraan : 189)"
.
Selain itu, kartun demikian mengandung kebohongan yang akan mendidik anak kita untuk terbiasa berbohong dan dibohongi.
Kebohongan itu terlihat nyata melalui penayangan makhluk dan benda fiktif alias bohong dan tidak memiliki hakikat dan bentuk serta sifat-sifat sebagaimana yang terdapat dalam film itu.
.
Perkara fiktif seperti ini akan merusak aqidah dan imajinasi anak, sehingga terkadang anak-anak mau berbuat yang tidak masuk akal dan bertingkah seperti orang gila dan kerasukan seusai nonton kartun tsb.
.
Wallahu a'alam, semoga bermanfaat.

0 komentar

Wahabi Yang Mereka Tuduh Sesat.
.
Katanya ‘Kita ini faham wahabi.’ ‘Sesat.’ ‘Isi ceramahnya propokatif.’ ‘Memecah belah ummat.’ ‘Tidak sesuai tradisi.’ Dan lain-lain.
.
Padahal nyatanya yang kami dengar di setiap kajian hanyalah mengajak untuk kembali kepada kemurnian Islam, mengajak untuk kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah, mengajak untuk menegakan tauhid, meninggalkan syirik, mengamalkan sunnah dan menjauhi bid’ah.
.
Maka jangan asal tuduh. Tidaklah yang disampaikan orang-orang yang dituduh wahabi melainkan perkataan Allah dan Rasul-Nya. Semua bersumber dari Al Qur’an dan Sunnah serta pemahaman para Shahabat radhiyallahu ‘anhum ajma’in.
.
Wallahi. Wahabi adalah tuduhan keji.

0 komentar

True Story:

- Beri Satu Contoh Pegawai Bank Yang BAHAGIA

Saya Sudah Merasakan Bekerja di 2 Raksasa Bank BUMN Negeri ini, yang satu Bank yang Menguasai Pasar Perkotaan Inisialnya Bank M. Dan Yang satu lagi Raksasa Bank Pedesaaan Inisialnya BR.
.
Hampir Lebih 5 Tahun saya menghabiskan Waktu saya di lingkungan Bank, Namun Rasanya saya tidak menemukan Kebahagiaan dan Kenyamanan Hati Sedikitpun.
Bahagia tidak di ukur hanya dari jabatan, uang dan kekayaan. Tetapi lebih dari itu.
Bagi pekerja Bank, Setiap hari merupakan waktu yang berharga, karena mereka memiliki target kerja yang harus dicapai, bahasa banknya RKA.
.
Dalam hal Kredit Awal bulan dimulai dengan Target Baru, akhir bulan di habiskan dengan menagih dan menyelesaikan Tunggakan Pinjaman Nasabah. Begituhlah siklus pekerja Bank, tidak ada beda Awal dan akhir bulan.
.
Begitu juga di bagian non kredit, tentu di berikan target yang sama. Bagian operasional diberikan target Tabungan, Setoran, Giro, deposito dll. Meskipun pendapatan Terbesar Bank adalah dari Bunga Kredit.
Begitulah Rutinitas Pekerja Bank, dari pekerja kasar sampai pejabat Atas semua di tekan oleh atasan.
.
Bagaimana kita bahagia, kita makan dan hidup dari beban orang lain yang kesusahan. Bagaimana tidak, bunga, Denda, Pinalty,  adalah pendapatan  perusahaan.
Suatu Hari Saya Teriris HATI, saya Menagih Pensiunan Bank BR yang Memiliki pinjaman Pegawai. Malam hari saya Datangi Rumahnya, dia tidak ada Uang Speserpun. Yang ada Hanya LOGAM EMAS  PENGHARGAAN BEKERJA DI BRI itulah yang dia berikan.
.
Dalam hati saya, Apa mungkin dulu bapak ini Menagih Kredit seperti ini juga. Akhirnya menimpa dia sendiri. Apakah Ini Balasanya!! Ini salah satu hal yang membekas sampai saat ini.
.
Selanjutnya, selama saya bekerja teman2 sekantor posisinya bagus, kepala cabang akan tetapi belum di anugrahi momongan,dan hal ini tidak terjadi satu orang, tapi beberapa rekan kerja saya sendiri.
.
Kita tidak bisa menafikkan, bahwa ketika kita masuk dalam Dunia Riba Kita Sudah Mengumandangkan PERANG KEPADA  ALLAH dan RASULULLAH!!
.
Naudzubillaahimindzaalik
.
(Hamba Allah)

0 komentar

Allah ta’ala berfirman,

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3) ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr). Surat Al ‘Ashr merupakan sebuah surat dalam Al Qur’an yang banyak dihafal oleh kaum muslimin karena pendek dan mudah dihafal. Namun sayangnya, sangat sedikit di antara kaum muslimin yang dapat memahaminya. Padahal, meskipun surat ini pendek, akan tetapi memiliki kandungan makna yang sangat dalam. Sampai-sampai Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata,

لَوْ تَدَبَّرَ النَّاسُ هَذِهِ السُّوْرَةَ لَوَسَعَتْهُمْ ”Seandainya setiap manusia merenungkan surat ini, niscaya hal itu akan mencukupi untuk mereka.” [Tafsir Ibnu Katsir 8/499].

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, ”Maksud perkataan Imam Syafi’i adalah surat ini telah cukup bagi manusia untuk mendorong mereka agar memegang teguh agama Allah dengan beriman, beramal sholih, berdakwah kepada Allah, dan bersabar atas semua itu. Beliau tidak bermaksud bahwa manusia cukup merenungkan surat ini tanpa mengamalkan seluruh syari’at. Karena seorang yang berakal apabila mendengar atau membaca surat ini, maka ia pasti akan berusaha untuk membebaskan dirinya dari kerugian dengan cara menghiasi diri dengan empat kriteria yang tersebut dalam surat ini, yaitu beriman, beramal shalih, saling menasehati agar menegakkan kebenaran (berdakwah) dan saling menasehati agar bersabar” [Syarh Tsalatsatul Ushul].

0 komentar

Sebagaimana terdapat dalam shohihain (Bukhari-Muslim) dari Abu Hurairoh radhiyallahu ’anhu, dari Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam, beliau bersabda, ”Barangsiapa mengucapkan ’Laa il aha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ’ala kulli syay-in qodiir’ [Tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.] dalam sehari sebanyak 100 kali, maka baginya sama dengan sepuluh budak (yang dimerdekakan, pen), dicatat baginya 100 kebaikan, dihapus darinya 100 kejelekan, dan dia akan terlindung dari setan pada siang hingga sore harinya, serta tidak ada yang lebih utama darinya kecuali orang yang membacanya lebih banyak dari itu.” (HR. Bukhari no. 3293 dan HR. Muslim no. 7018).
.
Amalkan, sebarkan, istiqomahkan!

0 komentar

Kiat Menggapai Istiqamah
.
Istiqamah merupakan salah satu anugrah Allah terbesar dalam beragama setelah kita mendapatkan anugrah hidayah. Istiqamah beragama juga merupakan hal yang paling membutuhkan perjuangan, sebagaimana perkataan orang:
.
“Mempertahankan lebih sulit daripada menggapai”.
.
Allah menyebutkan keutamaan istiqamah dalam Al-Quran yaitu tidak merasa takut dan sedih serta mendapatkan janji berupa kegembiraan dan surga.
.
Allah berfriman, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.” (QS. Fushilat: 30)
.
Berikut beberapa kiat-kiat agar kita bisa istiqamah dalam beragama
.
Pertama: mengilmui dan memahami makna syahadat dengan baik dan benar
.
Kedua: Mempelajari Al-Quran dan mengamalkannya
.
Ketiga: Berusaha tetap terus beramal walaupun sedikit
.
Keempat: berdoa dan memohon keistiqmahan dan keikhlasan
.
Doa ini sebaiknya sering kita ucapkan dan sudah selayaknya kita hapal.
.
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
:
‘Ya Muqallibal Quluubi Tsabbit Qalbiy ‘Alaa Diinika’.
.
“Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. At-Tirmidzi no.3522, Lihat Shahih Sunan At-Tirmidzi no.2792).
.
Dan masih banyak doa yang lainnya. .

0 komentar

Cara Bersiwak
.
Cara bersiwak adalah dengan menggosokkan siwak di atas gigi dan gusinya. Di mulai dari sisi sebelah kanan dan sisi sebelah kiri. Dan memegang siwak dengan tangan kanan. (Lihat Al Mulakhos Al Fiqhiyyah)
.
Bolehnya Bersiwak Ketika Berpuasa Baik Pagi Maupun Sore Hari
.
Hal ini dikatakan oleh Sayyid Sabiq, tetapi beliau membawakan hadits yang lemah sebagaimana yang dinilai oleh Syaikh Al Albani dalam Tamamul Minnah. Namun demikian, orang yang berpuasa boleh bersiwak baik ketika pagi dan sore hari karena hukum asal seseorang tidak dibebani suatu kewajiban. Seandainya bersiwak tidak diperbolehkan, tentu Allah dan Rasul-Nya telah menjelaskannya.
.
وَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيًّا
.
“Dan Tuhanmu tidaklah lupa.” (Maryam : 64) (Lihat Tamamul Minnah dan Al Wajiz fii fiqh Sunnah wal Kitab Al ‘Aziz)
.
Para pakar fiqih telah bersepakat tentang bolehnya bersiwak untuk orang yang berpuasa kecuali Syafi’iyah dan Hanabilah di mana mereka menganjurkan untuk meninggalkan bersiwak setelah waktu zawal (waktu matahari tergelincir ke barat). (Lihat Shohih Fiqih Sunnah, 2/117)
.
Namun, yang lebih tepat karena tidak ada dalil yang melarang untuk bersiwak, maka hal ini dibolehkan di setiap waktu ketika berpuasa.
.
Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin mengatakan, “Yang benar adalah siwak  dianjurkan bagi orang yang berpuasa mulai dari awal hingga akhir siang.” (Majmu’ Fatwa wa Rosa’il Ibnu ‘Utsaimin, 17/259, Asy Syamilah). Dalil dari hal ini yaitu hadits dari ‘Aisyah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai keutamaan bersiwak,
.
السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ
.
“Bersiwak itu akan membuat mulut bersih dan diridhoi oleh Allah.” (Diriwayatkan oleh Bukhari [no.27] tanpa sanad. Juga diriwayatkan oleh Asy Syafi’i, Ahmad, Ad Darimi, An Nasa’i. Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih mengatakan bahwa hadits ini shohih)

0 komentar

Sesungguhnya di dalam habbatus sawda’ (jintan hitam) terdapat penyembuh bagi segala macam penyakit kecuali kematian”.
.
Ibnu Syihab mengatakan : “Kata As-Saam di sini berarti kematian, sedangkan habbatus sawda’ berarti syuniz” [Al-Bukhari no. 5688/Al-Fath X/143, dan Muslim no. 2215 dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. Lafazh ini adalah lafazh Muslim.]
.
Habbatus sawda’ ini mempunyai manfaat yang sangat banyak. [Zaadul Ma’aad IV/297 dan lihat juga Ath-Thibbu Minal Kitab was Sunnah, karya Al-Allamah Muwaffaquddin Abdul Lathif Al-Baghdadi (hal.88)]
.
Jintan hitam sangat bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit dengan izin Allah.

0 komentar

Hukum Memanfaatkan Makanan/Harta yang Digunakan untuk Tumbal/ Sesajen
.
Jika makanan tersebut berupa hewan sembelihan, maka tidak boleh dimanfaatkan dalam bentuk apapun, baik untuk dimakan atau dijual, karena hewan sembelihan tersebut dipersembahkan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dagingnya haram dimakan dan najis, sama hukumnya dengan daging bangkai.
.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
.
ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺣَﺮَّﻡَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢُ ﺍﻟْﻤَﻴْﺘَﺔَ ﻭَﺍﻟﺪَّﻡَ ﻭَﻟَﺤْﻢَ ﺍﻟْﺨِﻨﺰﻳﺮِ ﻭَﻣَﺎ ﺃُﻫِﻞَّ ﺑِﻪِ ﻟِﻐَﻴْﺮِ ﺍﻟﻠَّﻪِ
.
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan sembelihan yang dipersembahkan kepada selain Allah.”
(Qs. al-Baqarah: 173).

0 komentar

Adab Memakai Sandal

Yang sesuai sunnah berkaitan dengan memakai sandal adalah memasukkan kaki kanan terlebih dahulu baru kaki kiri. Ketika melepas kaki kiri dulu baru kaki kanan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian memakai sandal, maka hendaklah dimulai yang kanan dan bila dicopot maka hendaklah mulai yang kiri. Sehingga kaki kanan merupakan kaki yang pertama kali diberi sandal dan kaki terakhir yang sandal dilepas darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

0 komentar

Untukmu akhi.
.
Mengertilah saat kamu ingin berkenalan dengan seorang perempuan lalu ia nampak sangat tegas bahkan nyaris terasa galak dan sombong, mungkin saat itu dia tengah berusaha menjaga dirinya dengan tidak bermudah-mudah komunikasi denganmu meski hanya via chat sosial media.
.
Untukmu laki-laki.
.
Mengertilah saat kamu sedang berbicara dengan perempuan kemudian dia hanya tertunduk mendengarmu berbicara dan bahkan memegang hpnya terus menerus, mungkin saat itu dia tengah berusaha membantumu menjaga pandangan dengan tidak memandangnya. Kamu tahu kan bahaya pandangan mata itu?
.
Untukmu kaum adam.
.
Mengertilah saat kamu berusaha menciptakan suasana hangat dengan mengajak seorang perempuan untuk bertemu tapi ia enggan walau bukan hanya berdua, mungkin saja dia tengah berusaha menjaga dirinya dan dirimu. Berusaha agar tidak jatuh hati pada waktu & saat yang tidak tepat.
.
Untukmu yang kelak menjadi imam.
.
Mengertilah saat kamu memang hanya berniat berbaik hati pada perempuan, tapi dia kemudian menolak kebaikanmu bahkan setelahnya malah menjauhimu, mungkin saja dia tengah berusaha menjaga hatinya agar tak timbul perasaan suka padamu yang baik hatinya.
.
Pahamilah, perempuan memang pandai menyimpan rasa suka namun sangat jarang yang berani menungkapkannya. maka perhatianmu bisa saja menghancurkan pertahanan diri dari perasaan aneh yang dia bangun begitu lama.
.
Jangan mendekati bila tak berniat serius menghalalkan.
Jangan ajak ketemu bila tak berniat membawanya ke pelaminan.
.
Biarkan dia istiqomah dengan kesendiriannya .
Sampai tiba saatnya kau siap menemui walinya 😊

0 komentar

Dari an-Nu’man bin Basyir radliyallahu anhu bercerita bahwasanya ia pernah mendengar Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
.
لَتُسَوُّنَّ صُفُوْفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللهُ بَيْنَ وُجُوْهِكُمْ
.
“Hendaknya kalian meluruskan shaff-shaff kalian atau Allah (ta’ala) akan membuat kalian berselisih (yakni menanamkan permusuhan) di antara kalian”. [HR al-Bukhoriy: 717, Muslim: 436, Abu Dawud: 663, an-Nasa’iy: II/ 89 dan Ibnu Majah: 994. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy]
.

Dari Abu Mas’ud radliyallahu anhu berkata, Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam meluruskan pundak-pundak kami ketika hendak mengerjakan sholat (secara berjamaah) dan bersabda,
.
اسْتَوُوْا وَ لاَ تَخْتَلِفُوْا فَتَخْتَلِفَ قُلُوْبُكُمْ
.
“Luruskan (shaff-shaff kalian) dan janganlah berselisih yang akan menyebabkan hati-hati kalian juga berselisih”. [HR Muslim: 432. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih]
.

Dari an-Nu’man bin Basyir radliyallahu anhu berkata, Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah menghadap kepada manusia dengan wajahnya lalu bersabda,
.
أَقِيْمُوا صُفُوْفَكُمْ ثلاثا وَ اللهِ لَتُقِيْمُنَّ صُفُوْفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللهُ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ
.
“Tegakkanlah (luruskanlah) shaff-shaff kalian (tiga kali), demi Allah benar-benar kalian menegakkan shaff-shaff kalian atau Allah akan menyelisihkan antara hati-hati kalian.” [HR Abu Dawud: 662, Ibnu Hibban, Ahmad: IV/ 276 dan ad-Dulabiy. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih]
.

Dari al-Bara bin Azib radliyallahu anhuma berkata, “Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam berjalan di celah-celah shaff dari satu sisi ke sisi lainnya, mengusap dada dan bahu kami sambil bersabda,
.
.  لَا تَخْتَلِفُوْا فَتَخْتَلِفَ قُلُوْبُكُمْ
.
“Janganlah kalian berselisih yang akan menyebabkan hati-hati kalian berselisih”. [HR Abu Dawud: 664, Ibnu Majah: 997 dan an-Nasa’iy: II/ 89-90. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih]
.

Berkata asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy hafizhohullah, “Tidak meluruskan shaff akan membawa kepada perselisihan dan perselisihan itu akan menyeret kepada terjadinya permusuhan, kebencian dan perselisihan hati”. [Bahjah an-Nazhirin: II/ 285]
.
.

0 komentar

Jadi si penelpon harus memulai pembicaraannya dengan ucapan: ‘Assalamu ‘alaikum‘ atau ‘Assalamu ‘alaikum warahmatullah‘ atau Assalamu
‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh‘.
.
Maka yang ditelepon pun hendaknya menjawab dengan mengucapkan: ‘Wa’alaikummussalam warahmatullahi wabarakatuh‘ atau dengan jawaban yang sama persis diucapkan oleh yang memberi salam. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
.
Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa) (An-Nisa’: 86)
.
Kemudian si penelpon hendaknya mengenalkan identitas dirinya dengan menyebut nama atau julukan/panggilannya kepada orang yang ditelepon tersebut, agar dia (yang ditelepon) tidak merasa kebingungan dengan siapa dia berbicara dan apa tujuannya.

0 komentar

Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda: “Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR. Muslim no. 482)
.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda.
.
أَمَّا الرُّكُوْعُ فَعَظَّمُوا فِيْهِ الرَّبَّ وَأَمَّا السُّجُوْدُ فَاجْتَهِدُوا فِى الدُّعَاءِفَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَلَكُمْ
.
“Artinya : Adapun rukuk maka agungkanlah Rabb-mu, sedangkan ketika sujud bersungguh-sungguhlah dalam berdo’a, niscaya segera dikabulkan untuk kalian” (HR. Muslim no. 497)
.
Fatawa Al Lajnah Ad Daimah Saudi Arabia berpendapat :
.
ويدعو الله تعالى في صلاته وفي غير صلاته باللغة العربية وبغيرها من اللغات على حسب ما يَتَيَسَّرَ لهُ ، ولا تَبْطَلُ صلاتَه إذا دعا فيها بغير اللغة العربية ، وينبغي له إذا دعا في صلاته أن يَتَحَرَّى ما ثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم من أدعيةِ في الصلاةِ
.
“… Seseorang diperbolehkan berdoa kepada Allah di dalam shalatnya dan di luar shalatnya dengan menggunakan bahasa Arab atau selain bahasa Arab, sesuai dengan keadaan yang paling mudah menurut dia. Ini tidaklah membatalkan shalatnya, ketika dia berdoa dengan selain bahasa Arab. Namun, ketika dia hendak berdoa dalam shalat, selayaknya dia memilih doa yang terdapat dalam hadis yang sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dalam rangka mencontoh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ….” [Fatwa Lajnah Daimah, volume 24, nomor 5782]
.
Dan sebaiknya pula, kita membaca doa di semua sujud, bukan sujud terakhir saja. Rasulullah mengajarkan agar durasi sujud, rukuk dan berdiri kurang lebih sama panjang dan lamanya.
.
Al Baro’ bin ‘Azib mengatakan,
.
كَانَ رُكُوعُ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – وَسُجُودُهُ وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ وَبَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ قَرِيبًا مِنَ السَّوَاءِ
.
“Ruku’, sujud, bangkit dari ruku’ (i’tidal), dan duduk antara dua sujud yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, semuanya hampir sama (lama dan thuma’ninahnya).” (HR. Bukhari no. 801 dan Muslim no. 471)

0 komentar

SHALAT MENGGUNAKAN PECI?
.
Pertanyaan.
.
Assalamu’alaikum ustadz. Saya mau bertanya, ada teman saya yang menganjurkan saya memakai peci ketika melaksanakan ibadah shalat dengan alasan supaya dahi tidak terhalang oleh rambut ketika sujud. Benarkah seperti itu? Mohon penjelasannya
.
Jawaban.
.
Wa’alaikum salam warahmatullah. Memakai peci saat shalat termasuk berhias untuk shalat, yang diperintahkan dalam firman Allâh Azza wa Jalla:
.
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ
.
Wahai keturunan Adam! Pakailah hiasan kalian pada setiap shalat. [Al-A’râf/7:31]
.
Berhias untuk shalat termasuk adab shalat dan pengagungan terhadap syi’ar-syi’ar Allâh Azza wa Jalla. Selayaknya seorang Muslim berhias sebelum bermunajat kepada Rabbnya. Dan kepantasan dalam berhias berbeda-beda dari satu daerah ke daerah lain.
.
Di sebagian daerah atau negara, tidak memakai penutup kepala saat shalat terhitung melanggar etika (khawârim muru`ah). Jika begitu, hendaknya penduduk daerah tersebut tidak shalat kecuali dengan memakai penutup kepala.
.
Adapun alasan memakai peci agar rambut tidak menutupi dahi, itu tidak tepat. Kita memang diperintahkan untuk bersujud di atas tujuh anggota tubuh, yaitu kedua kaki, kedua lutut, kedua tangan dan dahi (sekaligus hidung). Namun tidak berarti bahwa sujud kita tidak sah jika rambut menghalangi dahi. Oleh karena itu, para Ulama sepakat bahwa shalat seseorang sudah sah jika sudah meletakkan ketujuh anggota ini di tempat sujud, meski lututnya terhalang kain sarung, kakinya memakai kaus kaki, atau tangannya memakai sarung tangan. Padahal semua benda itu menghalangi anggota-anggota tubuh ini dari tempat sujud. Demikian pula dahi, adanya rambut yang menghalanginya dari tempat sujud tidak menghalangi sahnya sujud.
.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 02/Tahun XIX/1436H/2015.]

0 komentar

HIni satu hadits yang membicarakan keutamaan berjalan ke masjid di kegelapan, terutama saat shalat Shubuh dan Isya.
Hadits no. 1058 dari Kitab Riyadhus Sholihin, Bab Keutamaan Berjalan ke Masjid
.
عن بُريدَة – رضي الله عنه – ، عن النبيِّ – صلى الله عليه وسلم – ، قَالَ : (( بَشِّرُوا المَشَّائِينَ في الظُّلَمِ إلى المَسَاجِدِ بِالنُّورِ التَّامِّ يَوْمَ القِيَامَةِ)) رواه أبُو دَاوُدَ وَالتِّرمِذِيُّ .
.
Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
.
“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan di dalam kegelapan menuju masjid-masjid, bahwa ia akan mendapatkan cahaya sempurna pada hari kiamat.” (HR. Abu Daud, no. 561; Tirmidzi, no. 223. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)
.
Kesimpulan Mutiara Hadits :

1. Orang beriman mendapatkan kabar gembira tentang keadaannya yang bercahaya pada hari kiamat.
2. Setiap hamba berada dalam kegelapan kecuali orang yang beriman.
3. Hadits ini menunjukkan keutamaan orang yang berjalan di kegelapan dan ini ditemukan dalam shalat Isya’ dan shalat Shubuh yang dilakukan berjamaah di masjid. Mereka yang menjaga shalat tersebut, itulah yang akan mendapatkan cahaya pada hari kiamat.
4. Ada beberapa hikmah shalat berjamaah Isya dan Shubuh di masjid: (a) akan mudah turun berkah dan rahmat, (b) dengan berjamaah bisa menambah ilmu dan mengerti cara beramal shalat yang benar dengan memperhatikan lainnya, (c) keikhlasan dan kekhusyu’an sebagian jamaah akan berpengaruh pada jamaah lainnya, sehingga membuat ibadah seluruh jamaah jadi diterima.

0 komentar

Memasang Kijing, Marmer, dan Atap di Atas Kubur
.
Di antara sikap berlebih-lebihan terhadap kubur baik terhadap kubur orang sholih atau pun lainnya adalah memasang kijing di atas kubur atau memberikan atap atau rumah di atasnya. Hal ini sudah diingatkan oleh para ulama sejak dahulu bahkan juga oleh ulama madzhab Syafi’i.
.
Namun apa yang terjadi pada kubur para kyai, ustadz, sunan, wali atau tokoh ulama di negeri kita yang disikapi secara berlebih-lebihan dengan didirikan bangunan istimewa di atasnya. Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah mewanti-wanti terlarangnya hal tersebut sejak dulu kala.
.
Dalil Pendukung

Beberapa dalil berikut sebagai pendukung larangan meninggikan kubur dan membuat bangunan atau rumah atau kijing (marmer) di atas kubur.
.
Pertama, perkataan ‘Ali bin Abi Tholib,

Dari Abul Hayyaj Al Asadi, ia berkata, “‘Ali bin Abi Tholib berkata kepadaku, “Sungguh aku mengutusmu dengan sesuatu yang Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah mengutusku dengan perintah tersebut. Yaitu jangan engkau biarkan patung (gambar) melainkan engkau musnahkan dan jangan biarkan kubur tinggi dari tanah melainkan engkau ratakan.” (HR. Muslim no. 969)
.
Syaikh Musthofa Al Bugho -pakar Syafi’i saat ini- mengatakan, “Boleh kubur dinaikkan sedikit satu jengkal supaya membedakan dengan tanah, sehingga lebih dihormati dan mudah diziarahi.” (At Tadzhib, hal. 95). Hal ini juga dikatakan oleh penulis Kifayatul Akhyar, hal. 214.
.
Kedua, dari Jabir, ia berkata,
.
Dari Jabir, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari memberi semen pada kubur, duduk di atas kubur dan memberi bangunan di atas kubur.” (HR. Muslim no. 970)
.
Perhatikan Perkataan Ulama Madzhab Syafi’i
.
Matan yang cukup terkenal di kalangan Syafi’iyah yaitu matan Abi Syuja’ (matan Taqrib) disebutkan di dalamnya,
.
“Kubur itu mesti diratakan, kubur tidak boleh dibangun bangunan di atasnya dan tidak boleh kubur tersebut diberi kapur (semen).” (Mukhtashor Abi Syuja’, hal. 83 dan At Tadzhib, hal. 94)

0 komentar

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
.
إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ فَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ، فَإِنَّهَا رَأَتْ مَلَكًا، وَإِذَا سَمِعْتُمْ نَهِيقَ الحِمَارِ فَتَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِنَّهُ رَأَى شَيْطَانًا
.
“Apabila kalian mendengar ayam berkokok, mintalah karunia Allah (berdo'alah), karena dia melihat malaikat. Dan apabila kalian mendengar ringkikan keledai, mintalah perlindungan  kepada Allah dari setan, karena dia melihat setan.” (HR. Bukhari 3303 dan Muslim 2729)
.
Dalam hadits riwayat Ahmad, terdapat keterangan tambahan, ’di malam hari'.
.
إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ مِنَ اللَّيْلِ، فَإِنَّمَا رَأَتْ مَلَكًا، فَسَلُوا اللهَ مِنْ فَضْلِهِ
.
"Apabila kalian mendengar ayam berkokok di malam hari, sesungguhnya dia melihat Malaikat. Karena itu, mintalah kepada Allah karuniaNya." (HR. Ahmad 8409). .
Ucapan Ta'awwudz :
.
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
.
"Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.”
.
Dan juga mengucapkan ta'awwudz kalau mendengar gonggongan anjing di malam hari :
.
Dari Jabir bin Abdullah ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika kalian mendengar lolongan anjing dan ringkikan himar (keledai) pada waktu malam maka mintalah perlindungan kepada Allah, sebab mereka melihat sesuatu yang kalian tidak melihatnya." (HR. Abu Dawud no.5103)

0 komentar

Ada pelajaran penting dari suatu hadits yang menceritakan peringatan keras Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- kepada sahabatnya yang memakai jimat. Jimat di sini bertujuan untuk menghindarkan dirinya dari penyakit. Namun Nabi -shallallahu ‘alahi wa sallam- ingatkan bahwa jimat tersebut tidak ada manfaatnya. Hati itu harus tawakkal pada Allah bukan pada sebab, apalagi sebab yang tidak terbukti manjurnya dari sisi dalil syar’i dan sisi eksperimen. Inilah pentingnya kita mengetahui bahaya syirik karena di tengah-tengah masyarakat kita jimat, susuk, azimat, pelet, penglaris dagangan, benda-benda pamungkas lainnya di anggap hal biasa. Padahal di sisi Allah hal-hal tadi mengundang petaka.
.
Dari ‘Imran bin Hushoin, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat pada lengan seseorang suatu gelang. Lalu si pengguna tersebut menampakkannya pada beliau lantas ia berkata,
.
قَالَ مِنْ صُفْرٍ فَقَالَ « وَيْحَكَ مَا هَذِهِ ». قَالَ مِنَ الْوَاهِنَةِ قَالَ « أَمَا إِنَّهَا لاَ تَزِيدُكَ إِلاَّ وَهْناً انْبِذْهَا عَنْكَ فَإِنَّكَ لَوْ مِتَّ وَهِىَ عَلَيْكَ مَا أَفْلَحْتَ أَبَداً »
.
“Ini dari tembaga (yang bagus).” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata, “Celaka engkau, apa tujuan engkau mengenakan ini?” Ia menjawab, “Ini untuk melindungiku dari sakit wahinah (suatu penyakit yang ada di tangan).” Beliau pun bersabda, “Jimat tersebut hanyalah menambah rasa sakit padamu. Lepaskanlah ia dari tanganmu. Karena jika engkau masih mengenakannya, engkau tidak akan beruntung selamanya.” (HR. Ahmad dalam musnadnya 4: 445, Ibnu Majah 3531, Ibnu Hibban 1410 dan 1411. Hadits tersebut hasan kata Syaikh ‘Abdul Qadir Al Arnauth. Lihat tahqiq dan ta’liq beliau terhadap Kitab At Tauhid Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, terbitan Darus Salam, hal. 36).
.
Hadits di atas menunjukkan larangan mengenakan kalung untuk menolak bala’, yaitu penyakit. Seperti ini termasuk kesyirikan yang hanya mendatangkan petaka bukan keselamatan.

0 komentar

Ucapkan Fii amanillah bukan goodbye, see u, sampai jumpa, dada, selamat jalan dll.
.
Bismillah  jika ada anggota keluarga kita yang akan pergi meninggalkan rumah untuk bekerja atau pergi ke suatu tempat, biasanya kita akan dengan refleks mengucapkan selamat jalan, goodbye, dadah, sampai jumpa, dan lain-lain.
.
Ternyata dalam Bahasa Arab, ada kata yang sebanding bahkan jauh lebih baik artinya dibandingkan selamat jalan, yaitu fii amanillah. Mengapa kita sebaiknya mengatakan fii amanillah daripada hati-hati pada orang yang akan bepergian?
.
Mengapa kita sebaiknya mengatakan fii amanillah daripada hati-hati pada orang yg akan bepergian ?
.
️ISLAM menawarkan pengganti yg lebih baik bagi kita saat mengucapkan ketika akan berpisah yaitu –fii amanillah– yg artinya (semoga engkau) dalam lindungan Alloh .
.
Hal ini yg menunjukkan rasa peduli kita saat saudara atau anggota keluarga kita akan pergi dengan mengucapkan –fii amanillah– , artinya kita juga sedang mendoakannya, agar ketika dalam perjalanan ia selalu dilindungi Alloh .
.
Perlindungan yg Alloh berikan pada hamba-Nya berupa perlindungan dari musibah, dari sakit atau hal buruk lainnya.
.
️ISLAM menunjukkan budaya yg saling mencintai sesama muslim , berdoa bagi keselamatan orang yg kita sayangi, tentu lebih tinggi nilainya dibandingkan hanya mengatakan dadah, selamat jalan, sampai jumpa, dll .
Perkataan –fii amanillah– ini bukan sekedar perkataan ikut-ikutan , yg ingin terlihat arab-araban. Tapi kita melakukannya atas dasar kepahaman, atas dasar keagungan Allah Yang Maha Melindungi hamba-Nya.
.
Karena makna yg terkandung di dalamnya bukan hanya sekedar ucapan untuk mengakhiri pertemuan, tapi juga mendoakan saudara kita agar diberikan perlindungan oleh Alloh .
.
️ISLAM mengajarkan kita untuk selalu berdoa, ketika akan melakukan sesuatu, mohon pada Alloh, kebaikan bagi yg memberi doa, perlindungan bagi saudara yg berpergian, kedamaian, keselamatan, dan berkah untuk saudara muslim yg dijumpai.
.
Doa yang kita panjatkan adalah bukti cinta kita pada saudara kita

0 komentar

Menuntut Ilmu, Jalan Paling Cepat Menuju Surga
.
Kalau kita ingin masuk surga dengan cara paling cepat, cobalah menuntut ilmu agama.

Kembali pada hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)

Makna Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga, ada empat makna sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Rajab Al-Hambali:

Pertama: Dengan menempuh jalan mencari ilmu, Allah akan memudahkannya masuk surga.

Kedua: Menuntut ilmu adalah sebab seseorang mendapatkan hidayah. Hidayah inilah yang mengantarkan seseorang pada surga.

Ketiga: Menuntut suatu ilmu akan mengantarkan pada ilmu lainnya yang dengan ilmu tersebut akan mengantarkan pada surga.

0 komentar

Penjelasan tentang Ghibah
.
Dari Abu Hurairah berkata, "Rasulullah pernah ditanya, "Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan ghibah?" beliau menjawab: "Engkau menyebut tentang saudaramu yang ia tidak sukai." Beliau ditanya lagi, "Bagaimana pendapatmu jika apa yang ada pada saudaraku sesuai dengan yang aku omongkan?" Beliau menjawab: "Jika apa yang engkau katakan itu memang benar-benar ada maka engkau telah berbuat ghibah, namun jika tidak maka engkau telah berbuat fitnah." (HR.Abud dawud no.4874)
.
Dari Anas bin Malik ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika aku dinaikkan ke lagit (dimi'rajkan), aku melewati suatu kaum yang kuku mereka terbuat dari tembaga, kuku itu mereka gunakan untuk mencakar muka dan dada mereka. Aku lalu bertanya, "Wahai Jibril, siapa mereka itu?" Jibril menjawab, "Mereka itu adalah orang-orang yang memakan daging manusia (ghibah) dan merusak kehormatan mereka." (HR.Abu dawud no.4787,4879)
.
Para salaf adalah orang yang sangat menjauhi ghibah dan takut jika terjerumus melakukan hal itu. Di antaranya adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, dia berkata, "Aku mendengar Abu ‘Ashim berkata, "Semenjak aku ketahui bahwa ghibah adalah haram, maka aku tidak berani menggunjing orang sama sekali." (at-Tarikh al-Kabir (4/336)

0 komentar

Hukum Makan Katak

Pendapat yang kuat, katak terlarang untuk dimakan. Hal ini berdasarkan hadis dari Abdurrahman bin Utsman radhiallallahu ‘anhu,

ذكر طبيب عند رسول اللّه صلى اللّه عليه وآله وسلم دواء وذكر الضفدع يجعل فيه فنهى رسول اللّه صلى اللّه عليه وآله وسلم عن قتل الضفدع
.
Ada seorang dokter yang menjelaskan tentang suatu penyakit di dekat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dokter itu menjelaskan bahwa katak bisa dijadikan obat untuk penyakit itu. Ternyata Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang membunuh katak. (HR. Ahmad, Abu Daud, Nasa’i, dan sanadnya dinyatakan shahih oleh Syu’aib Al-Arnauth)

Dalam riwayat yang lain, dari Sahl bin Sa’d As-Sa’idi,

أن النبي صلى الله عليه وسلم نهى عن خمسة: “النملة، والنحلة، والضفدع والصرد والهدهد
.
Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang membunuh 5 hal: Semut, lebah, katak, burung suradi, dan burung hudhud. (HR. Baihaqi)

Sebagian ulama menetapkan kaidah: “Setiap binatang yang dilarang untuk dibunuh maka haram untuk dikonsumsi.” Karena tidak ada cara yang sesuai syariat untuk memakan binatang kecuali dengan menyembelihnya. Sementara kita tidak mungkin menyembelih yang dilarang untuk dibunuh.

Ketika menjelaskan hadis dari Abdurrahman bin Utsman, As-Syaukani menyatakan,

فِيهِ دَلِيلٌ عَلَى تَحْرِيمِ أَكْلِهَا بَعْدَ تَسْلِيمٍ، أَنَّ النَّهْيَ عَنْ الْقَتْلِ يَسْتَلْزِمُ تَحْرِيمَ الْأَكْلِ
.
Hadis ini dalil haramnya memakan katak, setelah kita menerima kaidah, bahwa larang membunuh berkonsekuensi haram untuk dimakan. (Nailul Authar, 8:143)

Setelah kita menyimpulkan katak hukumnya haram, konsekuensi selanjutnya adalah haram untuk diperjual-belikan, sebagaimana dinyatakan dalam hadis:

إنَّ الله إِذَا حَرَّمَ عَلَى قَوْمٍ أَكْلَ شَيءٍ حَرَّمَ عَلَيهِمْ ثَمَنَهُ
.
“Sesungguhnya jika Allah mengharamkan suatu kaum untuk memakan sesuatu, maka Dia akan mengharamkan hasil penjualan barang itu.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Allahu a’lam

0 komentar